Ada lagi netizen yang mengomentari ulasan Fayakhun Andriadi, Ketua DPD Partai
Golkar DKI Jakarta soal alutsista. Akun dengan nama masjanto berkomentar : “wah
saya senang, pada akhirnya ada anggota parlemen yang bisa memahami esensi
sebuah pertahanan negara yang kuat, salut buat Bung Fayakhun. Pertahanan negara yang kuat selalu didukung oleh komponen
utamanya yaitu militer yang terlatih/profesional dan diperlengkapi dengan
persenjataan yang memadai dan tingkat kesiapan yang tinggi.
Alat-alat perang tidak boleh 100% bergantung dari luar
negeri, itu sangat berbahaya, untuk itu diperlukan BUMNIS, BUMNIS bisa hidup
dan semakin berkembang jika ada pesanan minimal dari pengguna yaitu TNI, dan
tentu saja produknya harus layak untuk diekspor. BUMNIS bisa hidup dan
berkembang jika menerapkan menajemen modern yang menekankan pada efisiensi
produksi sekaligus peningkatan mutu produksi disamping dukungan keuangan dari
pemerintah untuk modal kerja.
BUMNIS tidak boleh dibiarkan begitu saja cari uang sendiri
untuk menambah modal kerja, pemerintah harus mencarikan solusi pendanaan, kalau
perlu berani berinvestasi tidak sekedar mencarikan pinjaman komersial pada
akhirnya BUMNIS yang sehat akan memberikan keuntungan ganda, pemasok utama
alutsista TNI (yang berarti penghematan APBN) dan pengekspor alutsista (yang
berarti mampu menambah pendapatan negara).”
Isaro Tarabhalaga menambahkan : “Mas, ex pegawai IPTN yang
memprodusksi pesawat terbang (dulu) di Bandung masih pada nganggur dan diberi
pesangon pun tidak/belum, kami pernah membeli sepeda motor dari salah satu
karyawan tersebut karena perlu uang buat bayar masuk sekolah anaknya ke STM. Kabar
terakhir ada beberapa yang hijrah/bekerja di Malaysia. Katanya mau memproduksi
pesawat terbang juga. Suatu saat dimana Malaysia berjaya jangan salahkan lho! Malaysia
tahu kelemahan kita dan mereka di Bandung mau makan apa? Tak ada pekerjaan
lain, perlu "survive" buat sanak keluarganya. Indonesian Problem!
Mudah-mudahan bisa disampaikan di DPR.
Karena salah satu ajaran Alm. Bung Karno, tentang harus
"berdiri sendiri' diabaikan, lebih senang yang wah daripada bangga atas
hasil sendiri. Disamping budaya acuh dan asal-asalan dalam memproduksi sesuatu
barang.”
Yuli Yanto menimpali : “iya bung suatu yg membanggakan, tetapi
harus ditelaah lebih ke bawah.” Herry FK01 mengomentai : “Informasi yang cukup
membanggakan dan patut diapresiasi, walaupun masih banyak yang lebih
dimaksimalkan.”
Terakhir, Wendi Sikumbang menulis : “Sejak reformasi kita
selalu mencari sisi lemah, tetapi kenyataannya kita bisa jadi eksportir apalagi
ini alat persenjataan dan pertahanan, tentu membanggakan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar